PERGANTIAN musim yang tidak menentu saat ini seringkali menimbulkan ragam penyakit yang diakibat cuaca maupun terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Khusus DBD, saat ini di sejumlah wilayah berkembang kembali penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu. Apalagi, jenis nyamuk ini terkategori sangat cepat bertelur dan berkembang-biak di tempat tempat penampungan air bersih.
Kepala Puskesmas Cikupa, drg Leli Aryuni, kemarin, mengutarakan pihaknya pun menerapkan langkah gerak cepat sesaat mendapat laporan adanya kasus DBD, baik dari rumah sakit, laporan RT/RW, maupun keluarga pasien atau dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.
"Kami langsung ke lokasi melakukan cek data dan PE (Penyelidikan Epidemiologi, red)," katanya. Langkah ini sebagai tindakan untuk melakukan pencegahan penularan DBD di wilayah setempat, sekaligus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai DBD.
Pencegahannya sendiri antara lain dengan masyarakat melakukan kerja-bakti membersihkan lingkungan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3-M.
3-M singkatan dari Menguras, Menutup dan Mengubur tempat-tempat kembang-biak Nyamuk Aedes Aegypti. Gerakan 3-M merupakan cara ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk mengaktifkan kembali peran kader Jumantik (juru pemantau jentik, red) di masing-masing rumahnya, pungkas drg Leli Aryuni.