PUTRI SAHARA
(HONORER PUSKESMAS KUTAI KELAPA DUA)
Putri, begitu nama panggilan akrab sehari-harinya. Lahir dari pasangan ayahanda Sarkasi dan Ibu Asrah jadinya Putri Saharah. Anak pertama dari 3 bersaudara, mempunyai adik kembar sepasang yang masih duduk di bangku Sekolah Menangah Pertama Negeri (SMP) di Daerah Kabupaten Tangerang.
“Saya lahir di Kota Tangerang pada tanggal 13 November 1997, dan di besarkan oleh kedua orang tua dengan penuh kasih sayang yang memiliki nilai displin, mandiri, tegas dalam menanamkan nilai-nilai sopan santun kepada 3 anaknya”, ujar Putri mengawali pembicaraan.
Gadis penghobing mancing ini, menempuh pendidikan di Kota Industri Tangerang sejak TK, SD, SMP, SMA dan Kuliah. Terakhir mengambil stara D3 Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang. “Disana pintu awal saya melangkah mengenal organisasi PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang di kelolah dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa tersendiri”, Putri memberikan penjelasan lebih lanjut.
Menurutnya rasa ketertarikan terhadap organisasi PIK-R berawal dari pemaparan kegiatan organisasi PIK-R saat Ospek, saat ia masih menjadi Mahasiswa Baru (MABA). Putri mencoba mengenal organisasi besutan BKKB (Badan Kordinasi Keluarga Berencana) di kampus dengan menjajal menjadi bagian dari organisasi ini. Dengan menyakinkan Putri beragumen, “Banyak kegiatan yang membuat saya semakin ingin mendalami lebih jauh, salah satunya memahami karakter remaja, banyak realita ditemui di sekeliling tentang kenakalan remaja, seperti; seks bebas, narkoba, tauran dan masih banyak lagi. Saya cukup khawatir sebab saya memiliki dua adik yang sudah memasuki tahap remaja. Rasa takut akan pergaulan pun selalu mengendap dalam benak pikiran”.
Dirinya selalu mencoba mencari jawaban dari pertanyaan mengapa terjadi prilaku yang seharusnya remaja tidak lakukan. Pencarian itu akhirnya terjawab di organisasi PIK-R. “Dulu saya sangat men-judge remaja-remaja yang melakukan hal yang saya pikir itu sangat merugikan dirinya saat ini dan di masa depan. Alhamdulillah dalam PIK-R mampu membuka pola berfikir dan ada rasa ingin mencoba merubah pola pikir remaja supaya mind seet-nya lebih bagus”, Putri menandaskan.
“Saya mengambil sikap, belum terlamabat untuk memulai membantu mengubah pola pikir remaja saat ini. Dimulai dari penanaman pemahaman di diri adik kandung yang sudah remaja. Apa yang didapat di organisasi, ditransfer ke adik-adik saya dan ke masyarakat. Sebab di organisasi ini ada kegiatan untuk memaparkan materi dan terjun langsung ke sekolah-sekolah secara langsung, yang secara langsung dapat melatih public speaking. Itu aktivitas yang paling saya suka. Berawal dari rasa ingin tahu, mencoba memahami, dan menyukai kegiatan yang positif, Alhmdulilah dipercaya oleh kampus untuk maju mewakili mengikuti audisi Duta Generasi Berencana (Gen-RE) se-Provinsi Banten Tahun 2016”, Ia bercerita dengan nada tetap semangat.
Walaupun langkahnya terhenti di tingkat provinsi, tidak lantas patah semangat untuk terus mencoba memahami mencintai dan ikhlas melakukan hal baik untuk menciptakan generasi muda. Karena mengikuti lomba bukan tujuan. “Bagi saya menjadi Duta Gen-Re adalah bonus dari apa yang saya lakukan untuk remaja dan masyarakat”, Putri berprinsip.
Tahun berikutnya dipercaya kampus lagi untuk maju mewakili kampus di ajang pemiliha Duta Gen-Re Tahun 2017. Awalnya Ia menolak karena rasa solidaritas memberikan kesempatan pada rekan-rekannya berpartisipasi. Namun kampus kembali mendesak untuk ikut lagi. “Saya letakan kepercayaan, harapan di pundak mu putri, walapun nanti hasilnya sama tidak apa-apa saya tetap bangga dengan usaha mu selama ini,” itu kalimat yang diucapkan dari dosen saya. “Beliau dulunya orang pertama yang membangun organisasi PIK-R di kampus yang sekarang menjadi dosen saya, ini yang selalu saya ingat sampai saat ini, dan saya berusaha sebaik mungkin menjaga kepercayaan mereka. Alhmdulilah ini yang dinamakan Bonus Rezki dari Allah saya masuk menjadi 10 Finalis Puteri Duta Gen-Re seProvinsi Banten. Setelah di umumkan hasil lolos audisi, akhirnya Kami pertemukan di dalam suatu ruangan, terpilih 20 finalis datang dari berbagai tempat Daerah se-Provinsi Banten dengan latar tarpendidikan yang berbeda, di sinila awal mula saya bertemu dengan Ahmad Dion Gojaji Finalis Putera dari Kabupaten Tangerang yang lolos. Selama satu bulan kami menjalanin karantina, setelah mengikuti semua proses menjadi finalis dari masuk kampung KB, datang ke sekolah untuk memaparkan materi, cara public speaking yang baik saat memaparkan materi, cara berjalan, sikap tubuh saat memaparkan materi dan saat datang di acara seperti apa semua di ajarkan disni. Saat malam Gren Finall atas ijin Allah dapat mewakilkan Kabupaten Tangerang dan Kampus AKBID Bina Husada Tangerang menjadi Finalis Ter-Favorite se-Provinsi Banten dan menjadi TOP-5 Puteri Duta Gen-Re Tahun 2017”, kenang putri mengingat perjalanan karirnya.
Baginya semuanya seperti mimpi, setelah dinobatkannya menjadi Duta Gen-Re Favorite. Setelah itu, k undangan datang silih berganti dari berbagai pihak, untuk share pengalaman dan motivasi. Terutama dalam mengisi materi instasi PIK-R dan Gen-Re. Kata Putri meyakinkan, “Ini waktunya yang pas untuk mengubah pola pikir remaja perlahan-lahan. Sebab disini saya bisa terjun langsung bernegosiasi kepada guru-guru, tokoh yang berperan di sekolah maupun di masyarakat. Tiada lain untuk mengetahui bagaimana remaja dalam mencari solusi dari masalah apa yang terjadi di saat ini. Kemudian dapat menjalin mitra antara kampus dan sekolah-sekolah untuk bertukar fikiran mengenai PIK-R dan Gen-Re, setelah menjadi Duta GenRe Favorite Banten Tahun 2017”, Putri mejelaskan dengan rinci.
Tahun 2018 kembali Ia mengikuti Lomba KIE kelompok PIK-R Kabupaten Tangerang. Kali ini ia membawa UPT Kelapa 2 dan PIK-R kampusnya, berhasil menyabet juara 1. Semua itu, Ia raih berkat ketekunan dan kecintaan terhadap sebuah organisasi PIK-R. Impiannya ingin membangun remaja berencana. Sebab maju mundurnya sebuah negara di masa depan antara lain akan ditentukan oleh kiprah remaja saat ini. Oleh karenanya menurut Putri, hanya remaja yang berkualitaslah lah akan mampu bersaing dengan derap kemajuan jaman.
Penulis : Drs. EDI KUSMAYA, M.Pd
Wakil Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Banten