TIGARAKSA – Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Kabupaten Tangerang dengan kontak senter 119 di setiap harinya paling sedikit memberi 20 layanan kegawatdaruratan kepada masyarakat.
Layanan yang diberikan terdiri dari 2 kategori, yaitu layanan rujukan umum dan layanan rujukan melahirkan. SPGDT yang bekerja 24 jam ini telah mampu membantu masyarakat dalam mencari rujukan ke rumah sakit, sesuai kegawatdaruratannya.
Kepala UPT Publik Safety Center pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr Yekti Wulandari MARS, Jumat (9/2/2018), mengutarakan SPGDT adalah sistem penanggulangan pasien gawat-darurat yang terdiri dari pelayanan sebelum ke rumah sakit, pelayanan rumah sakit, dan pelayanan antar ke rumah sakit.
Semua jenis layanan di atas terrangkum dalam jenis pelayanan rujukan antar rumah sakit, panduan gawat-darurat, dan pelayanan gawat-darurat.
Kegiatan ini berpedoman pada respon-cepat yang menekankan tim saving is life dengan melibatkan masyarakat, petugas tim medis, dan pelayan petugas mobil ambulance IGD, sehingga dapat meningkatkan sistem komunikasi yang baik antara pasien dan pihak rumah sakit.
“Para petugas kami setiap harinya membantu mencarikan rumah sakit rujukan, baik dari puskesmas ke rumah sakit maupun dari rumah sakit ke rumah sakit,” kata dr Yekti Wulandari MARS. “Kesehariannya bisa memberi layanan lebih dari 20 pasien…” tambahnya.
Diakui setiap pekerjaan memang tidak selalu mulus berjalan, hal inipun terjadi di Call Center SPGDT karena menggunakan sistem online terkadang terkendala gangguan sinyal atau jaringan, dan juga aliran listrik.
“Selain itu, rumah sakit yang dihubungi terkadang terlambat menghubungi balik disebabkan mereka harus mencari ruangan yang tersedia,” papar dr Yekti Wulandari MARS.
Namun seringkali masyarakat menjadi tidak sabar dan memarahi petugas, “padahal kami telah melakukan tugas dengan sebaik mungkin.” Di SPGDT terdapat 18 petugas yang bekerja dalam 3 shift, sehingga call center ini tidak pernah kosong di setiap harinya.